Sistem Komputer - Algoritma Nonpreemptive
A. First In First Out (FIFO)
Merupakan : Penjadwalan tidak berprioritas
FIFO adalah penjadwalan paling sederhana, yaitu :
- Proses-proses diberi jatah waktu pemroses berdasarkan waktu kedatangan.
- Pada saat proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai selesai.
Penilian penjadwalan ini berdasarkan kriteria optimasi :
- Adil
Adil dalam arti resmi (proses yang datang duluan akan dilayani lebih dulu), tapi
dinyatakan tidak adil karena job-job yang perlu waktu lama membuat job-job
pendek menunggu. Job-job yang tidak penting dapat membuat job-job penting
menunggu lama.
- Efisiensi
Sangat efisien.
- Waktu tanggap
Sangat jelek, tidak cocok untuk sistem interaktif apalagi untuk sistem waktu nyata.
- Turn around time
Jelek.
- Throughtput
Jelek
FIFO jarang digunakan secara mandiri, tetapi dikombinasikan dengan skema lain,
misalnya : Keputusan berdasarkan prioritas proses. Untuk proses-pross berprioritas
sama diputuskan berdasarkan FIFO.
Penjadwalan ini :
- Baik untuk sistem batch yang sangat jarang berinteraksi dengan pemakai. Contoh : aplikasi analisis numerik, maupun pembuatan tabel.
- Sangat tidak baik (tidak berguna) untuk sistem interaktif, karena tidak memberi waktu tanggap yang baik.
- Tidak dapat digunakan untuk sistem waktu nyata (real-time applications).
B. Shortest Job First (SJF)
Penjadwalan ini mengasumsikan waktu jalan proses sampai selesai diketahui
sebelumnya. Mekanismenya adalah menjadwalkan proses dengan waktu jalan
terpendek lebih dulu sampai selesai, sehingga memberikan efisiensi yang tinggi dan
turn around time rendah dan penjadwalannya tak berprioritas.
Contoh :
Terdapat empat proses (job) yaitu A,B,C,D dengan waktu jalannya masing-masing
adalah 8,4,4 dan 4 menit. Apabila proses-proses tersebut dijalankan, maka turn
around time untuk A adalah 8 menit, untuk B adalah 12, untuk C adalah 16 dan
untuk D adalah 20. Untuk menghitung rata-rata turn around time seluruh proses
adalah dengan menggunakan rumus : ( 4a + 3b + 2c + 1d ) / 4
Dengan menggunakan rumus, maka dapat dihitung turn around time-nya sebagai
berikut (belum memperhatikan shortest job first, lihat gambar a) :
= ( 4a + 3b + 2c + 1d ) / 4
= ( 4x8 + 3x4 + 2x4 + 1x4 ) / 4
= ( 32 + 12 + 8 + 4 ) / 4
= 56 / 4
= 14 menit
Apabila keempat proses tersebut menggunakan penjadwalan shortest job fisrt (lihat
gambar b), maka turn around time untuk B adalah 4, untuk C adalah 8, untuk D adalah 12 dan untuk A adalah 20, sehingga rata-rata turn around timenya adalah
sebagai berikut :
= ( 4a + 3b + 2c + 1d ) / 4
= ( 4x4 + 3x4 + 2x4 + 1x8 ) / 4
= ( 16 + 12 + 8 + 8 ) / 4
= 44 / 4
= 11 menit
Jelas bahwa a memberikan nilai kontribusi yang besar, kemudian b, c dan d. Karena
SJF selalu memperhatikan rata-rata waktu respon terkecil, maka sangat baik untuk
proses interaktif. Umumnya proses interaktif memiliki pola, yaitu menunggu
perintah, menjalankan perintah, menunggu perintah dan menjalankan perintah,
begitu seterusnya.
Masalah yang muncul adalah :
- Tidak mengetahui ukuran job saat job masuk. Untuk mengetahui ukuran job adalah dengan membuat estimasi berdasarkan kelakukan sebelumnya.
- Proses yang tidak datang bersamaan, sehingga penetapannya harus dinamis. Penjadwalan ini jarang digunakan, karena merupakan kajian teoritis untuk pembandingan turn around time.
C. Highest Ratio Next (HRN)
Merupakan :
- Penjadwalan berprioritas dinamis.
- Penjadwalan untuk mengoreksi kelemahan SJF.
- Adalah strategi penjadwalan dengan prioritas proses tidak hanya merupakan fungsi waktu layanan tetapi juga jumlah waktu tunggu proses. Begitu proses mendapat jatah pemroses, proses berjalan sampai selesai.
Prioritas dinamis HRN dihitung berdasarkan rumus :
Prioritas = (waktu tunggu + waktu layanan ) / waktu layanan
Karena waktu layanan muncul sebagai pembagi, maka job lebih pendek berprioritas
lebih baik, karena waktu tunggu sebagai pembilang maka proses yang telah
menunggu lebih lama juga mempunyai kesempatan lebih bagus.
Disebut HRN, karena waktu tunggu ditambah waktu layanan adalah waktu tanggap,
yang berarti waktu tanggap tertinggi yang harus dilayani.
Variasi yang diterapkan pada sistem waktu nyata (real time)
Karena sistem waktu nyata sering mempunyai deadline absolut, maka penjadwalan
dapat berdasarkan deadline. Proses yang dijalankan adalah yang mempunyai
deadline terdekat. Proses yang lebih dalam bahaya kehilangan deadline dijalankan
lebih dahulu. Proses yang harus berakhir 10 detik lagi mendapat prioritas di atas
proses yang harus berakhir 10 menit lagi.
Penjadwalan in disebut Earliest Deadline First (EDF).
Schedulling mechanism VS schedulling policy
Ada perbedaan antara schedulling mechanism dengan schedulling policy.
Skedul algoritma adalah dengan pemakaian nilai-nilai dalam parameter, dimana
nilai-nilai parameter tersebut dapat diisi (set/change) oleh sebuah proses.
Kernel menggunakan algoritma schedulling priority dengan menyediakan sebuah
system call dimana sebuah proses dapat diset dan diubah prioritasnya.
Metode ini dapat membantu proses induk (parent process) sehingga dapat
mengontrol skedul anak prosesnya (child process). Disini mekanismenya adalah
dalam kernel dan policy adalah penetapan nilai (set) oleh proses pemakai.
Sistem Komputer - Algoritma Nonpreemptive, lanjut materinya langsung klik sistem komputer.
Sistem Komputer - Algoritma Nonpreemptive, lanjut materinya langsung klik sistem komputer.
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan jika ada pertanyaan dan beri tanggapan anda dengan berkomentar disini ...